Tuesday, February 13, 2018

KEJADIAN YANG DIALAMI ABDULLAH BIN MUBAROK DAN AYAHNYA

Dikisahkan, bahwa di kota Madinah ada seorang laki-laki yang sukses bernama Nuh bin Maryam. Disana dia menjabat sebagai kepala desa dan hakim. Tak hanya itu dia juga mempunyai banyak kenikmatan, pangkat, harta dan keadaan yang sesuai dengannya. Nuh juga mempunyai anak gadis yang cantik, elok dan baik budi pekertinya. Banyak orang berpangkat, pembesar dan hartawan yang melamarnya, dia pun belum senang terhadap salah satu dari mereka untuk dijodohkan dengan anaknya. Akhirnya dia bingung dengan masalah anaknya itu.

Nuh bin Maryam mempunyai pembantu dari Hindi yang berwajah hitam bernama Mubarok, juga mempunyai banyak pepohonan dan kebun. Suatu hari dia menyuruh Mubarok dengan berkata, “Pergilah ke kebunku dan jagalah buah-buahan yang ada disana!.”

Setelah dua bulan, Nuh mendatangi Mubarok yang ada dikebunnya dan berkata, “Wahai Mubarok, petikkanlah aku buah–buah anggur itu!,’’ Mubarok pun datang dengan anggur yang dipetiknya, dan ternyata anggur itu masih masam, dia pun berkata lagi, “Tunjukkanlah kepadaku buah-buah yang lain!’’, Mubarok datang lagi dengan buah anggur yang lain, dan anggur itu masih masam pula. Lantas dia bertanya, “Mengapa kamu membawakanku anggur yang masih masam, padahal di kebun itu banyak sekali buahnya?.” Mubarok menjawab, “Tuanku, aku tidak tahu mana anggur yang manis dan mana anggur yang masih masam !.” “Subhanallah!,’’ berkata Nuh,’’Selama dua bulan ini di dalam kebun kamu tidak tau mana yang manis dan mana buah yang masam?. ’’Demi kebenaranmu tuanku, aku tidak mencicipi satupun dari buah-buah itu. “Mengapa kamu tak memakannya?” tanyanya lagi. ’’Tuanku, sesungguhnya engkau memerintahkanku untuk menjaga kebun ini, tidak untuk memakan buah-buah itu, dan akupun tidak merugian harta dan mengkhianati perintahmu.” Nuh pun kagum dengan kerendahan hati dan amanah yang dimiliki pembantunya ini. Diapun berkata ,’’Sungguh, kau telah membuatku simpati terhadapmu, dan aku ingin mengatakan suatu hal kepadamu, tetapi kamu harus patuh pada perintahku.” Mubarok pun berkata,”Aku adalah orang yang taat kepada Alloh dan tuanku.” Dia pun mulai berbicara, “Aku mempunyai anak gadis yang cantik, banyak orang yang melamarnya dari para pembesar dan pemimpin, tetapi aku belum senang terhadap salah satu dari mereka untuk dijodohkan dengan anakku’’.

Kemudian dia memberi isyarat dengan pandangan mata. Mubarok lantas berkata,’’Tuanku, manusia di zaman jahiliyah itu melihat pada orang tua, nasab, dan keturunannya. Orang Yahudi dan Nasrani melihat pada kebagusan dan keindahan. Sedangkan pada zaman Rasulullah SAW banyak orang yang melihat pada agama dan ketaqwaannya, dan pada masa kita ini orang-orang melihat pada harta dan pangkat, maka pilihlah salah satu dari yang anda inginkan!” Nuh segera menjawab, ’’Aku memilih agama dan ketaqwaan, dan aku ingin menikahkan engkau dengan anakku, karena aku menemukan agama, kesholehan dan amanah didalam dirimu.”

Mubarok lantas berkata, “Tuanku, aku adalah seorang hamba sahaya yang berwajah hitam dari Hindi, dan engkau telah membeliku dengan hartamu, maka bagaimana aku akan menikahi anakmu?, dan bagaimana pula anakmu ridho terhadapku?.” “Mari kita ke rumahku untuk menyelesaikan masalah ini,’’ ajaknya kepada Mubarok.
Sesampainya dirumah, Nuh berkata kepada istrinya, “Istriku, ini adalah orang yang sholeh dan bertaqwa, dan aku ingin ia menikahi putri kita, bagaimana pendapatmu?.”Masalah ini aku serahkan kepadamu, tetapi aku akan menyampaikan kabar ini kepada anak kita, dan aku akan melaporkan hasilnya kepadamu.”

Selanjutnya istrinya mendatangi anaknya dan mengatakan hal tersebut seperti yang telah dikatakan suaminya. Anaknya menanggapi dengan jawaban, “Masalah ini aku serahkan kepada ayah dan ibu, dan aku tidak akan durhaka dan melawan kalian.” Kemudian ibunya kembali kepada suaminya dan mengabarkan keputusan anaknya itu. Tanpa menunggu lagi mereka dinikahkan. Dari pernikahan itu mereka diberi kekayaan yang melimpah dan dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Abdullah yang masyhur di kalangan Ulama’ dan para Wali dengan nama Abdullah bin Mubarok.
Berikut sebagian dari kemuliaan Abdullah ,yaitu hal yang terjadi padanya saat pada hari ke sepuluh dia dikunjungi tamu dari para ulama’. Ia tidak mempunyai apapun untuk menyuguhkan tamunya itu, kecuali seekor kuda yang pernah ia gunakan untuk pergi haji selama satu tahun, dan untuk perang selama satu tahun pula.

Abdullah pun menyembelih kuda itu, kemudian ia memasaknya, dan menghidangkannya kepada tamunya. Istrinya berkata,”tidak ada satupun di dunia ini yang kumiliki kecuali kuda ini, lalu kau menyembelihnya!”. Abdullah lantas masuk ke rumah dengan tergesa-gesa, dan mengeluarkan hartanya yang sebanding dengan mahar istrinya. Kemudian diberikannya kepada istrinya, dan dia menalaknya pada saat itu juga. Dia juga berkata,”perempuan yang tidak memuliakan tamu, maka ia tidak baik untukku!”

Suatu hari setelah kejadian itu
datanglah seorang laki-laki menemuinya, lantas berkata,”wahai pemimpin muslim, aku mempunyai anak perempuan yang ditunggal mati ibunya. Setiap hari dia merobek baju-baju indahnya dengan kesusahan atas kematian ibunya itu. Sesungguhnya dia ingin hadir di tempatmu, maka katakanlah sesuatu yang menghiburnya, kalau-kalau dia terhibur.

Maka ketika dia duduk di mimbar, dia menceritakan sesuatu yang dapat menghibur anak perempuan tersebut, dan melupakan ibunya. Setelah itu hati anak perempuan itu pun terenyuh, dan dia pun berdiri. Perempuan itu berkata,: “aku tak akan menyebut ibuku lagi, dan tak akan marah kepada Tuhanku!,” kemudian ia berkata lagi,”ayahku, aku ingin suatu permintaan kepadamu”, sang ayah bertanya ”apakah permintaanmu itu?”. anaknya menjawab,”ayah pernah berkata bahwa pemuda sekarang dan orang yang mempunyai pangkat telah mencariku, dan aku sekarang bersaksi kepadamu di hadapan Allah agar ayah tidak menikahkanku kecuali hanya dengan Abdullah, dia mempunyai agama yang kuat,”kemudian ayahnya menikahkan anaknya
dengan Abdullah dan memberikan segala peralatan rumah tangga serta harta yang banyak.Selanjutnya ayahnya memberikan 10 kuda kepada Abdullah untuk jihad di jalan Allah.
Pada suatu hari dalam tidurnya, Abdullah melihat orang yang berkata: ”hai Abdullah, bila engkau menolak nenek tua itu karena kami, maka kami akan memberikanmu sebagai gantinya seorang gadis perawan, dan bila engkau menyembelih satu kuda, juga karena kami , maka kami akan memberikanmu 10 kuda supaya engkau tahu bahwa suatu kebaikan akan dibalas 10 kebaikan. Sesungguhnya Allah tudak menyia-nyiakan pahala orang mukmin, tak satu pun dari kita yang beramal lalu dia merasa rugi selamanya

No comments:

Post a Comment