Thursday, June 8, 2017

Kisah inspiratif (12) | BUDI PEKERTI SEBAGIAN ORANG SHOLEH


Diceritakan bahwa Syiban adalah seorang pemilik unta yang suka menggembala, orang-orang mempertemukannya dihadapan binatang buas supaya binatang itu memakannya.

Binatang itu menciuminya dan memandanginya.
Ada yang bertanya padanya:“ Apa yang kamu katakan ketika kamu bertemu binatang itu?
Ia menjawab:" Saya memikirkan perkataan para ahli Fiqh tentang sisa air binatang buas".

Ketika Syiban haji bersama Shofyan Tsaury ada binatang buas menoleh kearah mereka. Shofyan pun ketakutan, Syiban memegang dan menggaruk – garuk telinga binatang itu. Binatang itu menjadi tunduk dan menggerak - gerakkan ekornya.
Syiban berkata:" Demi Allah, seandainya saya tidak khawatir mashur tentu saya akan meletakkan selendangku pada binatang itu dan membawanya sampai saat tiba di Makkah Al-Masyrifah."

Diceritakan bahwa Imam Syafi'i dan Ahmad lewat didepan Syiban yang ketika sedang menggembala kambing.
Ahmad berkata pada Imam Syafi'i:' Sungguh saya ingin sekali bertanya pada pengembala ini, karena saya ingin tahu jawabannya !"

Imam Syafi'i berkata :"Janganlah kamu lakukan hal itu padanya . "
Ahmad berkata:" Saya harus melakukannya?"

Ia lalu memanggil Syiban:"Hai Syiban apa yang kamu katakan pada orang yang sholat 4 rokaat dengan 4 kali sujud dan apa yang wajib ia lakukan?”
Syiban menjawab:” Yang anda tanyakan menurut madzab kami atau madzhab anda."

Ahmad menjawab:" Kedua-duanya."
Syiban berkata:" Baiklah."
Ahmad berkata:" Beritahukanlah padaku dari kedua madzhab itu."
Syiban menjawab:" Adapun menurut madzhab anda, ia wajib sholat 2 rokaat dan sujud sedangkan menurut madzhab kami maka ia wajib menyesal hatinya jika ia tidak mengulanginya."

Ahmad bertanya lagi pada Syiban:" Apa yang akan kamu katakan pada orang yang memiliki 40 ekor kambing dan sudah mencapai 1 tahun, apa yang wajib ia lakukan?”.

Syiban menjawab:" Adapun menurut madzhab kami ia wajib mengeluarkan 1 ekor kambing untuk zakat, sedangkan budak tidak boleh memilki sesuatu bersama dengan majikannya, kemudian syiban mendatangi Ahmad.
Ketika ia pergi mengembala ia tidak tahu siapa mereka. “ Bagaimana sikapmu terhadap ahli ilmu?”. Berkatalah dua Imam yaitu Abu Hanifah dan Syafi'i:"jika ulama;' bukanlah auliya' maka tidak ada seorang wali bagi Allah.

Doa Syiban:" Hai kekasih, hai kekasih pemilik Arsy dzat yang memperbaharui, memulai, mengembalikan apa yang ia kehendaki. Aku memohon pada-Mu dengan memulikan-Mu yang tidak pernah pergi, dengan kerajaan-Mu yang tidak pernah akan hilang, dengan Cahaya wajah-Mu yang memenuhi rukun-rukun Ars-Mu, dengan kekuasaan-Mu yang Maha kekuasaan-Mulah Engkau kuasai makhluk-Mu. Jauhkanlah aku dari kejelekan orang-orang dzolim semuanya."

Diceritakan bahwa Syiban berada dirumah Abdulloh Al-Qusyar yang disebut dengan baitussiba' (rumah binatang buas) karena rumahnya sering didatangi binatang buas.Iapun memberikan binatang buas itu makanan dan minuman binatang – binatang itu. Setelah kenyang mereka pergi ke gurun.

Sahal berkata:" Saya mengawali hari Jum'at dengan berwudlu lalu pergi ke Masjid." Ia berkumpul bersama orang–orang yang tingkah lakunya buruk dan budak-budak mereka berperilaku melampaui batas.

Akhirnya saya sampai pada shof awal lalu duduk, disebelah kanan saya ada seorang pemuda yang tingkah laku dan perbuatannya baik.
Pemuda itu berkata:" Bagaimana kabar anda hai Sahal."

Saya menjawab:" Baik, Ashalakalloh."
Saya berkata dalam hati :" Ternyata dia mengenalku." Kemudian saya ngompol, saya jadi takut dan bingung sebab berada diantara orang banyak, saya tidak sabar untuk keluar, pemuda itu memperhatikanku.

Pemuda itu berkata:" Apakah kau ngompol wahai Sahal?”.
Saya menjawab:" ya."
Ia lalu melepaskan surban dari pundaknya dan menutupiku dengan surban tersebut.

Ia berkata padaku:" Berdirilah, buanglah air kecil dan segeralah melaksanakan sholat”. Kemudain saya pingsan setelah sadar tiba-tiba pintu sudah terbuka dan ada yang memanggil:" Maka saya masuk, tempat itu luas, disamping kamar mandi disediakan pembersih/sabun, sikat gigi, handuk dan tempatnya pun nyaman.

Saya mendengar suara pemuda itu berkata:"Hai Sahal, apakah kau sudah buang air kecil?
Saya menjawab:" Ya, sudah." Maka hilang sesuatu yang haram dariku.
Ketika saya duduk tidak ada satu orangpun yang mengenalku. Saya terus berpikir mana orang yang dapat saya percaya dan yang tidak. Maka ketika saya sholat, saya makmum pemuda itu karena saya tahu ia adalah orang yang masuk rumah tempat saya buang air kecil.

Ia menoleh padaku dan berkata:" Kamu benar, hai Sahal."
Saya berkata :" Ya." Lalu saya mengusap kedua mata kemudian membukanya lagi, tiba-tiba saya tidak melihatnya lagi.
Semoga Alloh meridhoinya dan sayapun telah meridhainya.

No comments:

Post a Comment