ﻓﺼﻞ
ﻓﻰ ﺗﻌﻈﻴﻢ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﺃﻫﻠﻪ
1. Mengagungkan ilmu
ﺍﻋﻠﻢ ﺃﻥ ﻃﺎﻟﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻻ ﻳﻨﺎﻝ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﻻ ﻳﻨﺘﻔﻊ ﺑﻪ ﺇﻻ ﺑﺘﻌﻈﻴﻢ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﺃﻫﻠﻪ، ﻭﺗﻌﻈﻴﻢ ﺍﻷﺳﺘﺎﺫ ﻭﺗﻮﻗﻴﺮﻩ .
Penting diketahui, Seorang pelajar tidak akan memperoleh kesuksesan ilmu dan tidak pula ilmunya dapat bermanfaat, selain jika mau mengagungkan ilmu itu sendiri, ahli ilmu, dan menghormati keagungan gurunya.
ﻗﻴﻞ : ﻣﺎ ﻭﺻﻞ ﻣﻦ ﻭﺻﻞ ﺇﻻ ﺑﺎﻟﺤﺮﻣﺔ، ﻭﻣﺎ ﺳﻘﻂ ﻣﻦ ﺳﻘﻂ ﺇﻻ ﺑﺘﺮﻙ ﺍﻟﺤﺮﻣﺔ . ﻭﻗﻴﻞ : ﺍﻟﺤﺮﻣﺔ ﺧﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻄﺎﻋﺔ، ﺃﻻ ﺗﺮﻯ ﺃﻥ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻻ ﻳﻜﻔﺮ ﺑﺎﻟﻤﻌﺼﻴﺔ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻳﻜﻔﺮ ﺑﺎﺳﺘﺨﻔﺎﻓﻬﺎ، ﻭﺑﺘﺮﻙ ﺍﻟﺤﺮﻣﺔ . ﻭﻣﻦ ﺗﻌﻈﻴﻢ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺗﻌﻈﻴﻢ ﺍﻷﺳﺘﺎﺫ
Ada dikatakan : "Dapatnya orang mencapai sesuatu hanya karena mengagungkan sesuatu itu, dan gagalnya pula karena tidak mau mengagungkannya. "Tidaklah anda telah tahu, manusia tidak menjadi kafir karena maksiatnya, tapi jadi kafir lantaran tidak mengagungkan Allah.
1. Mengagungkan Guru
ﻗﺎﻝ ﻋﻠﻰ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ : ﺃﻧﺎ ﻋﺒﺪ ﻣﻦ ﻋﻠﻤﻨﻰ ﺣﺮﻓﺎ ﻭﺍﺣﺪﺍ، ﺇﻥ ﺷﺎﺀ ﺑﺎﻉ، ﻭﺇﻥ ﺷﺎﺀ ﺍﺳﺘﺮﻕ.
Termasuk arti mengagungkan ilmu, yaitu menghormati pada sang guru. Ali ra berkata: "Sayalah menjadi hamba sahaya orang yang telah mengajariku satu huruf. Terserah padanya, saya mau dijual, di merdekakan ataupun tetap menjadi hambanya."
ﻭﻗﺪ ﺃﻧﺸﺪﺕ ﻓﻰ ﺫﻟﻚ :
ﺭﺃﻳﺖ ﺃﺣﻖ ﺍﻟﺤﻖ ﺣﻖ ﺍﻟﻤﻌﻠﻢ ﻭﺃﻭﺟـﺒﻪ ﺣﻔﻈﺎ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻣﺴﻠﻢ
ﻟﻘﺪ ﺣﻖ ﺃﻥ ﻳﻬﺪﻯ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺮﺍﻣﺔ ﻟﺘﻌﻠﻴﻢ ﺣﺮﻑ ﻭﺍﺣﺪ ﺃﻟﻒ ﺩﺭﻫﻢ
ﻓﺈﻥ ﻣﻦ ﻋﻠﻤﻚ ﺣﺮﻓﺎ ﻭﺍﺣﺪﺍ ﻣﻤﺎ ﺗﺤﺘﺎﺝ ﺇﻟﻴﻪ ﻓﻰ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻓﻬﻮ ﺃﺑﻮﻙ ﻓﻰ ﺍﻟﺪﻳﻦ .
Dalam masalah ini saya kemukakan Syi'irnya:
Keyakinanku tentang haq guru, hak paling hak adalah itu
Paling wajib di pelihara, oleh muslim seluruhnya
demi memulyakan, hadiah berhak di haturkan
seharga dirham seribu, tuk mengajar huruf yang Satu
Memang benar, orang yang mengajarmu satu huruf ilmu yang diperlukan dalam urusan agamamu, adalah bapak dalam kehidupan agamamu.
ﻭﻛﺎﻥ ﺃﺳﺘﺎﺫﻧﺎ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺳﺪﻳﺪ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺸﻴﺮﺍﺯﻯ ﻳﻘﻮﻝ : ﻗﺎﻝ ﻣﺸﺎﻳﺨﻨﺎ : ﻣﻦ ﺃﺭﺍﺩ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﺑﻨﻪ ﻋﺎﻟﻤﺎ ﻳﻨﺒﻐﻰ ﺃﻥ ﻳﺮﺍﻋﻰ ﺍﻟﻐﺮﺑﺎﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﻔﻘﻬﺎﺀ، ﻭﻳﻜﺮﻣﻬﻢ ﻭﻳﻄﻌﻤﻬﻢ ﻭﻳﻄﻴﻌﻬﻢ ﺷﻴﺌﺎ، ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺍﺑﻨﻪ ﻋﺎﻟﻤﺎ ﻳﻜﻮﻥ ﺣﻔﻴﺪﻩ ﻋﺎﻟﻤﺎ .
Guru kita Syaikhul Imam Sadiduddin Asy-Syairaziy berkata : Guru-guru kami berucap : "bagi orang yang ingin putranya alim, hendaklah suka memelihara, memulyakan, mengagungkan, dan menghaturkan hadiah kepada kaum ahli agama yang tengah dalam pengembaraan ilmiyahnya. Kalau toh ternyata bukan putranya yang alim, maka cucunyalah nanti."
ﻭﻣﻦ ﺗﻮﻗﻴﺮ ﺍﻟﻤﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﻻﻳﻤﺸﻰ ﺃﻣﺎﻣﻪ، ﻭﻻ ﻳﺠﻠﺲ ﻣﻜﺎﻧﻪ، ﻭﻻ ﻳﺒﺘﺪﺉ ﺑﺎﻟﻜﻼﻡ ﻋﻨﺪﻩ ﺇﻻ ﺑﺈﺫﻧﻪ، ﻭﻻ ﻳﻜﺜﺮ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻋﻨﺪﻩ، ﻭﻻ ﻳﺴﺄﻝ ﺷﻴﺌﺎ ﻋﻨﺪ ﻣﻼﻟﺘﻪ ﻭﻳﺮﺍﻋﻰ ﺍﻟﻮﻗﺖ، ﻭﻻ ﻳﺪﻕ ﺍﻟﺒﺎﺏ ﺑﻞ ﻳﺼﺒﺮ ﺣﺘﻰ ﻳﺨﺮﺝ ﺍﻷﺳﺘﺎﺫ .
Termasuk arti menghormati guru, yaitu jangan berjalan di depannya, duduk di tempatnya, memulai mengajak bicara kecuali atas perkenan darinya, berbicara macam-macam darinya, dan menanyakan hal-hal yang membosankannya, cukuplah dengan sabar menanti diluar hingga ia sendiri yang keluar dari rumah.
ﻓﺎﻟﺤﺎﺻﻞ : ﺃﻧﻪ ﻳﻄﻠﺐ ﺭﺿﺎﻩ، ﻭﻳﺠﺘﻨﺐ ﺳﺨﻄﻪ، ﻭﻳﻤﺘﺜﻞ ﺃﻣﺮﻩ ﻓﻰ ﻏﻴﺮ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ، ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻃﺎﻋﺔ ﻟﻠﻤﺨﻠﻮﻕ ﻓﻰ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﺍﻟﺨﺎﻟﻖ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﺇﻥ ﺷﺮ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻣﻦ ﻳﺬﻫﺐ ﺩﻳﻨﻪ ﻟﺪﻧﻴﺎ ﺑﻤﻌﺼﻴﺔ ﺍﻟﺨﺎﻟﻖ . ﻭﻣﻦ ﺗﻮﻗﻴﺮﻩ : ﺗﻮﻗﻴﺮ ﺃﻭﻻﺩﻩ ﻭﻣﻦ ﻳﺘﻌﻠﻖ ﺑﻪ .
Pada pokoknya, adalah melakukan hal-hal yang membuatnya rela, menjauhkan amarahnya dan menjungjung tinggi perintahnya yang tidak bertentangan dengan agama, sebab orang tidak boleh taat kepada makhluk dalam melakukan perbuatan durhak kepada Allah Maha Pencipta. Termasuk arti menghormati guru pula, yaitu menghormati putera dan semua oarang yang bersangkut paut dengannya.
ﻭﻛﺎﻥ ﺃﺳﺘﺎﺫﻧﺎ ﺷﻴﺦ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﺑﺮﻫﺎﻥ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﻬﺪﺍﻳﺔ ﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﺣﻜﻰ : ﺃﻥ ﻭﺍﺣﺪﺍ ﻣﻦ ﺃﻛﺎﺑﺮ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﺑﺨﺎﺭﻯ ﻛﺎﻥ ﻳﺠﻠﺲ ﻣﺠﻠﺲ ﺍﻟﺪﺭﺱ، ﻭﻛﺎﻥ ﻳﻘﻮﻡ ﻓﻰ ﺧﻼﻝ ﺍﻟﺪﺭﺱ ﺃﺣﻴﺎﻧﺎ ﻓﺴﺄﻟﻮﺍ ﻋﻨﻪ , ﻓﻘﺎﻝ : ﺇﻥ ﺍﺑﻦ ﺃﺳﺘﺎﺫﻯ ﻳﻠﻌﺐ ﻣﻊ ﺍﻟﺼﺒﻴﺎﻥ ﻓﻰ ﺍﻟﺴﻜﺔ، ﻭﻳﺠﻴﺊ ﺃﺣﻴﺎﻧﺎ ﺇﻟﻰ ﺑﺎﺏ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ، ﻓﺈﺫﺍ ﺭﺃﻳﺘﻪ ﺃﻗﻮﻡ ﻟﻪ ﺗﻌﻈﻴﻤﺎ ﻷﺳﺘﺎﺫﻯ .
Di sini Guru kita Syaikhul Islam Burhanuiddin Shahibul Hidayah pernah bercerita bahwa ada seorang imam besar di Bochara, pada suatu ketika sedang asyiknya di tenmgah majlis belajar ia sering berdiri lalu duduk kembali. Setelah ditanyai kenapa demikian, lalu jawabnya : ada seorang putra guruku yang sedang main-main dihalaman rumah dengan teman-temannya, bila saya melihatnya sayapun berdiri demi menghormati guruku.
ﻭﺍﻟﻘﺎﺿﻰ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻓﺨﺮ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻷﺭﺳﺎﺑﻨﺪﻯ ﻛﺎﻥ ﺭﺋﻴﺲ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﻓﻰ ﻣﺮﻭ ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻳﺤﺘﺮﻣﻪ ﻏﺎﻳﺔ ﺍﻻﺣﺘﺮﺍﻡ ﻭﻛﺎﻥ ﻳﻘﻮﻝ : ﺇﻧﻤﺎ ﻭﺟﺪﺕ ﺑﻬﺬﺍ ﺍﻟﻤﻨﺼﺐ ﺑﺨﺪﻣﺔ ﺍﻷﺳﺘﺎﺫ ﻓﺈﻧﻰ ﻛﻨﺖ ﺃﺧﺪﻡ ﺍﻷﺳﺘﺎﺫ ﺍﻟﻘﺎﺿﻰ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺑﺎ ﺯﻳﺪ ﺍﻟﺪﺑﻮﺳﻰ ﻭﻛﻨﺖ ﺃﺧﺪﻣﻪ ﻭﺃﻃﺒﺦ ﻃﻌﺎﻣﻪ [ ﺛﻼﺛﻴﻦ ﺳﻨﺔ ] ﻭﻻ ﺁﻛﻞ ﻣﻨﻪ ﺷﻴﺌﺎ .
Qodli Imam Fakhruddin Al-Arsyabandiy yang menjabat kepala para imam di marwa lagi pula sangat di hormati sultan itu berkata : "Saya bisa menduduki derajat ini, hanyalah berkah saya menghormati guruku. Saya menjadi tukang masak makanan beliau, yaitu beliau Abi Yazid Ad-Dabbusiy, sedang kami tidak turut memakannya."
ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻷﺟﻞ ﺷﻤﺲ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﺍﻟﺤﻠﻮﺍﻧﻰ ﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻗﺪ ﺧﺮﺝ ﻣﻦ ﺑﺨﺎﺭﻯ ﻭﺳﻜﻦ ﻓﻰ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻘﺮﻯ ﺃﻳﺎﻣﺎ ﻟﺤﺎﺩﺛﺔ ﻭﻗﻌﺖ ﻟﻪ ﻭﻗﺪ ﺯﺍﺭﻩ ﺗﻼﻣﻴﺬﻩ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺷﻤﺲ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﺍﻟﻘﺎﺿﻰ ﺑﻜﺮ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﺰﺭﻧﺠﺮﻯ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ، ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺣﻴﻦ ﻟﻘﻴﻪ : ﻟﻤﺎﺫﺍ ﻟﻢ ﺗﺰﺭﻧﻰ؟ ﻗﺎﻝ : ﻛﻨﺖ ﻣﺸﻐﻮﻻ ﺑﺨﺪﻣﺔ ﺍﻟﻮﻻﺩﺓ . ﻗﺎﻝ : ﺗﺮﺯﻕ ﺍﻟﻌﻤﺮ، ﻻﺗﺮﺯﻕ ﺭﻭﻧﻖ ﺍﻟﺪﺭﺱ، ﻭﻛﺎﻥ ﻛﺬﻟﻚ، ﻓﺈﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻳﺴﻜﻦ ﻓﻰ ﺃﻛﺜﺮ ﺃﻭﻗﺎﺗﻪ ﻓﻰ ﺍﻟﻘﺮﻯ ﻭﻟﻢ ﻳﻨﺘﻈﻢ ﻟﻪ ﺍﻟﺪﺭﺱ
Syaikhul Imamil Ajall Syaikhul Aimmah Al-Khulwaniy, karena suatu peristiwa yang menimpa dirinya, maka berpindah untuk beberapa lama, dari Bochara kesuatu pedesaan. Semua muridnya berziarah kesana kecuali satu orang saja, yaitu syaikhul imam Al-qadli Abu Bakar Az-Zarnujiy. Setelah suatu saat bisa bertemu, beliau bertanya: "kenapa engkau tidak menjengukku? Jawabnya : "Maaf tuan, saya sibuk merawat ibuku" beliau berkata: "Engkau dianugrahi panjang usia, tetapi tidak mndapat anugrah buah manis belajar." Lalu kenyataanya seperti itu, hingga sebagian banyak waktu Az-Zarnujiy digunakan tinggal di pedesaan yang membuatnya kesulitan belajar.
ﻓﻤﻦ ﺗﺄﺫﻯ ﻣﻨﻪ ﺃﺳﺘﺎﺫﻩ ﻳﺤﺮﻡ ﺑﺮﻛﺔ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﻻ ﻳﻨﺘﻔﻊ ﺑﺎﻟﻌﻠﻢ ﺇﻻ ﻗﻠﻴﻼ .
[ ﺇﻥ ﺍﻟـﻤـﻌﻠﻢ ﻭﺍﻟﻄـﺒﻴﺐ ﻛـﻼﻫـﻤﺎ ! ﻻ ﻳﻨﺼﺤـﺎﻥ ﺇﺫﺍ ﻫـﻤﺎ ﻟﻢ ﻳﻜــﺮﻣﺎ ]
[ ﻓﺎﺻﺒﺮ ﻟﺪﺍﺋﻚ ﺇﻥ ﺟﻔﻮﺕ ﻃﺒﻴﺒﻪ ! ﻭﺍﻗﻨﻊ ﺑﺠﻬﻠﻚ ﺇﻥ ﺟﻔﻮﺕ ﻣﻌﻠﻤﺎ ]
Barang siapa melukai hati sang gurunya, berkah ilmunya tertutup dan hanya sedikit kemamfaatannya.
Sungguh, dokter dan guru
Tak akan memberi nasehat, bila tak di hormat
terimalah penyakitmu, bila kau acuh doktermu
dan terimalah bodohmu, bila kau tentang sang guru
ﺣﻜﻰ ﺃﻥ ﺍﻟﺨﻠﻴﻔﺔ ﻫﺎﺭﻭﻥ ﺭﺍﺷﻴﺪ ﺑﻌﺚ ﺍﺑﻨﻪ ﺇﻟﻰ ﺍﻷﺻﻤﻌﻰ ﻟﻴﻌﻠﻤﻪ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﺍﻷﺩﺏ ﻓﺮﺁﻩ ﻳﻮﻣﺎ ﻳﺘﻮﺿﺄ ﻭﻳﻐﺴﻞ ﺭﺟﻠﻪ، ﻭﺍﺑﻦ ﺍﻟﺨﻠﻴﻔﺔ ﻳﺼﺐ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻋﻠﻰ ﺭﺟﻠﻪ، ﻓﻌﺎﺗﺐ ﺍﻷﺻﻤﻌﻰ [ ﻓﻰ ﺫﻟﻚ ] ﺑﻘﻮﻟﻪ : ﺇﻧﻤﺎ ﺑﻌﺜﺖ ﺇﻟﻴﻚ ﻟﺘﻌﻠﻤﻪ ﻭﺗﺆﺩﺑﻪ ﻓﻠﻤﺎﺫﺍ ﻟﻢ ﺗﺄﻣﺮﻩ ﺑﺄﻥ ﻳﺼﺐ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺑﺈﺣﺪﻯ ﻳﺪﻳﻪ، ﻭﻳﻐﺴﻞ ﺑﺎﻷﺧﺮﻯ ﺭﺟﻠﻚ؟
Suatu hikayat : Khalifah Harun Ar-Rasyid mengirim putranya kepada Al-Ashma'iy agar diajar ilmu dan adab. Pada suatu hari, Khalifah melihat Al-Ashma'iy berwudlu dan membasuh sendiri kakinya, sedang putra khalifah cukup menuang air pada kaki tersebut. Maka, Khalifahpun menegur dan ujarnya : "Putraku saya kirim kemari agar engkau ajar dan didik; tapi mengapa tidak kau perintahkan agar satu tangannya menuang air dan tangan satunya lagi membasuh kakimu?"
1. Memulyakan Kitab
ﻭﻣﻦ ﺗﻌﻈﻴﻢ ﺍﻟﻌﻠﻢ : ﺗﻌﻈﻴﻢ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ، ﻓﻴﻨﺒﻐﻰ ﻟﻄﺎﻟﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﻻ ﻳﺄﺧﺬ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﺇﻻ ﺑﻄﻬﺎﺭﺓ . ﻭﺣﻜﻯﻌﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺷﻤﺲ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﺍﻟﺤﻠﻮﺍﻧﻰ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ : ﺇﻧﻤﺎ ﻧﻠﺖ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺑﺎﻟﺘﻌﻈﻴﻢ، ﻓﺈﻧﻰ ﻣﺎ ﺃﺧﺬﺕ ﺍﻟﻜﺎﻏﺪ ﺇﻻ ﺑﻄﻬﺎﺭﺓ . ﻭﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺷﻤﺲ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﺍﻟﺴﺮﺧﺴﻰ ﻛﺎﻥ ﻣﺒﻄﻮﻧﺎ ﻓﻰ ﻟﻴﻠﺔ، ﻭﻛﺎﻥ ﻳﻜﺮﺭ، ﻭﺗﻮﺿﺄ ﻓﻰ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﻠﻴﻠﺔ ﺳﺒﻊ ﻋﺸﺮﺓ ﻣﺮﺓ ﻷﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻻ ﻳﻜﺮﺭ ﺇﻻ ﺑﺎﻟﻄﻬﺎﺭﺓ، ﻭﻫﺬﺍ ﻷﻥ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻧﻮﺭ ﻭﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﻧﻮﺭ ﻓﻴﺰﺩﺍﺩ ﻧﻮﺭ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺑﻪ .
Termasuk arti mengagungkan ilmu, yaitu memulyakan kitab, karena itu, sebaiknya pelajar jika mengambil kitabnya itu selalu dalam keadaan suci. Hikayat, bahwa Syaikhul islam Syamsul Aimmah Al-Khulwaniy pernah berkata : "Hanya saya dapati ilmu ilmuku ini adalah dengan mengagungkan. Sungguh, saya mengambil kertas belajarku selalu dalam keadaan suci.
Syaikhul Imam Syamsul Aimmah As-sarkhasiy pada suatu malam mengulang kembali pelajaran-pelajarnnya yang terdahulu, kebetulan terkena sakit perut. Jadi sering kentut. Untuk itu ia melakukan 17 kali berwudlu dalam satu malam tersebut, karena mempertahankan supaya belajar dalam keadaan suci. Demikianlah sebab ilmu itu cahaya, wudlupun cahaya. Dan cahaya ilmu akan semakin cemerlang bila di barengi cahaya berwudlu.
ﻭﻣﻦ ﺍﻟﺘﻌﻈﻴﻢ ﺍﻟﻮﺍﺟﺐ ﻟﻠﻌﺎﻟﻢ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻤﺪ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﻳﻀﻊ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺘﻔﺴﻴﺮ ﻓﻮﻕ ﺳﺎﺋﺮ ﺍﻟﻜﺘﺐ [ ﺗﻌﻈﻴﻤﺎ ] ﻭﻻ ﻳﻀﻊ ﺷﻴﺌﺎ ﺁﺧﺮ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ .
Termasuk memulykan yang harus dilakukan, hendaknya jangan membentangkan kaki kearah kitab. Kitab tafsir letaknya diatas kitab-kitab lain, dan jangan sampai menaruh sesuatu diatas kitab.
ﻭﻛﺎﻥ ﺃﺳﺘﺎﺫﻧﺎ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺑﺮﻫﺎﻥ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻳﺤﻜﻰ ﻋﻦ ﺷﻴﺦ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺸﺎﻳﺦ : ﺃﻥ ﻓﻘﻴﻬﺎ ﻛﺎﻥ ﻭﺿﻊ ﺍﻟﻤﺤﺒﺮﺓ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ، ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ [ ﺑﺎﻟﻔﺎﺭﺳﻴﺔ ] : ﺑﺮﻧﻴﺎﻳﻰ
Guru kita Burhanuddin pernah membawakan cerita dri seorang ulama yang mengtakan ada seoranag ahli fikih meletakan botol tinta di atas kitab. Ulama itu sraya berkata : "Tidak bermanfaat ilmumu.
ﻭﻛﺎﻥ ﺃﺳﺘﺎﺫﻧﺎ ﺍﻟﻘﺎﺿﻰ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻷﺟﻞ ﻓﺨﺮ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﺑﻘﺎﺿﻰ ﺧﺎﻥ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻳﻘﻮﻝ : ﺇﻥ ﻳﺮﺩ ﺑﺬﻟﻚ ﺍﻻﺳﺘﺨﻔﺎﻑ ﻓﻼ ﺑﺄﺱ ﺑﺬﻟﻚ ﻭﺍﻷﻭﻟﻰ ﺃﻥ ﻳﺤﺘﺮﺯ ﻋﻨﻪ .
Guru kita Qodli Fakhrul Islam yang termasyur dengan Qodli Khan pernah berkata: "Kalau yang demikian itu tidak dimaksud meremehkan, maka tidak mengapalah. Namun lebih baiknya disingkiri saja."
ﻭﻣﻦ ﺍﻟﺘﻌﻈﻴﻢ : ﺃﻥ ﻳﺠﻮﺩ ﻛﺘﺎﺑﺔ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﻻ ﻳﻘﺮﻣﻂ ﻭﻳﺘﺮﻙ ﺍﻟﺤﺎﺷﻴﺔ ﺇﻯ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻀﺮﻭﺭﺓ .
ﻭﺭﺃﻯ ﺃﺑﻮ ﺣﻨﻴﻔﺔ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻛﺘﺎﺑﺎ ﻳﻘﺮﻣﻂ ﻓﻰ ﺍﻟﻜﺘﺎﺑﺔ ﻓﻘﺎﻝ : ﻻ ﺗﻘﺮﻣﻂ ﺧﻄﻚ، ﺇﻥ ﻋﺸﺖ ﺗﻨﺪﻡ ﻭﺇﻥ ﻣﺖ ﺗﺸﺘﻢ . ﻳﻌﻨﻰ ﺇﺫﺍ ﺷﺨﺖ ﻭﺿﻌﻒ ﻧﻮﺭ ﺑﺼﺮﻙ ﻧﺪﻣﺖ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ .
ﻭﺣﻜﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻣﺠﺪ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺼﺮﺧﻜﻰ، ﺣﻜﻰ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ : ﻣﺎ ﻗﺮﻣﻄﻨﺎ ﻧﺪﻣﻨﺎ، ﻭﻣﺎ ﺍﻧﺘﺨﺒﻨﺎ ﻧﺪﻣﻨﺎ، ﻭﻣﺎ ﻟﻢ ﻧﻘﺎﺑﻞ ﻧﺪﻣﻨﺎ
Termasuk pula arti mengagungkan, hendak menulis kitab sebaik mungkin. Jangan kabur, jangan pula membuat catatan penyela/penjelas yang membuat tulisan kitab tidak jelas lagi, kecuali terpaksa harus dibuat begitu. Abu hanifah pernah mengetahui seorang yang tidak jelas tulisannya, lalu ujarnya: "Jangan kau bikin tulisanmu tidak jelas, sedang kau kalau ada umur panjang akan hidup menyesal, dan jika mati akan dimaki." Maksudnya, jika kau semakin tua dan matamua rabun, akan menyesali perbuatanmua sendiri itu. Diceritakan dari Syaikhul Imam Majduddin Ash-Shorhakiy pernah berkata: "Kami menyesal;I tulisan yang tidak jelas, catatan kami yang pilih-pilih dan pengetahuan yang tidak kami bandingkan dengan kitab lain."
ﻭﻳﻨﺒﻐﻰ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺗﻘﻄﻴﻊ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻣﺮﺑﻌﺎ، ﻓﺈﻧﻪ ﺗﻘﻄﻴﻊ ﺃﺑﻰ ﺣﻨﻴﻔﺔ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ، ﻭﻫﻮ ﺃﻳﺴﺮ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﻓﻊ ﻭﺍﻟﻮﺿﻊ ﻭﺍﻟﻤﻄﺎﻟﻌﺔ
Sebaiknya format kitab itu persegi empat, sebagaimana format itu pulalah kitab-kitab Abu Hanifah. Dengan format tersebut, akan lebih memudahkan jika dibawa, diletakkan dan di muthalaah kembali.
ﻭﻳﻨﺒﻐﻰ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻰ ﺍﻟﻜﺘﺎﺑﺔ ﺷﻴﺊ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﻤﺮﺓ، ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻦ ﺻﻨﻴﻊ ﺍﻟﻔﻼﺳﻔﺔ ﻻ ﺻﻨﻴﻊ ﺍﻟﺴﻠﻒ، ﻭﻣﻦ ﻣﺸﺎﻳﺨﻨﺎ ﻛﺮﻫﻮﺍ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ﺍﻟﻤﺮﻛﺐ ﺍﻷﺣﻤﺮ .
Sebaiknya pula jangan ada warna merah didalam kitab, karena hal itu perbuatan kaum filsafat bukan ulama salaf. Lebih dari itu ada diantara guru-guru kita yang tidak suka memakai kendaraan yang berwarna merah.
1. Menghormati Teman
ﻭﻣﻦ ﺗﻌﻈﻴﻢ ﺍﻟﻌﻠﻢ : ﺗﻌﻈﻴﻢ ﺍﻟﺸﺮﻛﺎﺀ [ ﻓﻰ ﻃﻠﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﺍﻟﺪﺭﺱ ] ﻭﻣﻦ ﻳﺘﻌﻠﻢ ﻣﻨﻪ . ﻭﺍﻟﺘﻤﻠﻖ ﻣﺬﻣﻮﻡ ﺇﻻ ﻓﻰ ﻃﻠﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ . ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻨﺒﻐﻰ ﺃﻥ ﻳﺘﻤﻠﻖ ﻷﺳﺘﺎﺫﻩ ﻭﺷﺮﻛﺎﺋﻪ ﻟﻴﺴﺘﻔﻴﺪ ﻣﻨﻬﻢ
Termasuk makna mengagungkan ilmu pula, yaitu menghormati teman belajar dan guru pengajar. Bercumbu rayu itu tidak dibenarkan, selain dalam menuntut ilmu. Malah sebaliknya di sini bercumbu rayu degnan guru dan teman sebangku pelajarannya.
1. Sikap Selalu Hormat Dan Khidmah
ﻭﻳﻨﺒﻐﻰ ﻟﻄﺎﻟﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﻳﺴﺘﻤﻊ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﺍﻟﺤﻜﻤﺔ ﺑﺎﻟﺘﻌﻈﻴﻢ ﻭﺍﻟﺤﺮﻣﺔ، ﻭﺇﻥ ﺳﻤﻊ ﻣﺴﺄﻟﺔ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﺃﻭ ﺣﻜﻤﺔ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﺃﻟﻒ ﻣﺮﺓ . ﻭﻗﻴﻞ : ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺗﻌﻈﻴﻤﻪ ﺑﻌﺪ ﺃﻟﻒ ﻣﺮﺓ ﻛﺘﻌﻈﻴﻤﻪ ﻓﻰ ﺃﻭﻝ ﻣﺮﺓ ﻓﻠﻴﺲ ﺑﺄﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ .
Hendaknya penuntut ilmu memperhatikan segala ilmu dan hikmah atas dasar selalu mengagungkan dan menghormati, sekalipun masalah yang itu-itu saja telah ia dengar seribu kali. Adalah dikatakan : "Barang siapa yang telah mengagungkannya setelah lebih dari 1000 kali tidak sebagaimana pada pertama kalinya, ia tidak termasuk ahli ilmu."
1. Jangan Memilih Ilmu Sendiri
ﻭﻳﻨﺒﻐﻰ ﻟﻄﺎﻟﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﻻ ﻳﺨﺘﺎﺭ ﻧﻮﻉ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺑﻨﻔﺴﻪ، ﺑﻞ ﻳﻔﻮﺽ ﺃﻣﺮﻩ ﺇﻟﻰ ﺍﻷﺳﺘﺎﺫ، ﻓﺈﻥ ﺍﻷﺳﺘﺎﺫ ﻗﺪ ﺣﺼﻞ ﻟﻪ ﺍﻟﺘﺠﺎﺭﺏ ﻓﻰ ﺫﻟﻚ، ﻓﻜﺎﻥ ﺃﻋﺮﻑ ﺑﻤﺎ ﻳﻨﺒﻐﻰ ﻟﻜﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻭﻣﺎ ﻳﻠﻴﻖ ﺑﻄﺒﻴﻌﺘﻪ
Hendaklah sang murid jangan menentukan pilihan sendiri terhadap ilmu yang akan dipelajari. Hal itu dipersilahkan sang guru untuk menentukannya, karena dialah yang telah berkali-kali melakukan percobaan serta dia pula yang mengetahui ilmu yang sebaiknya diajarkan kepada seseorang dan sesuai dengan tabiatnya.
ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻷﺟﻞ ﺍﻷﺳﺘﺎﺫ ﺑﺮﻫﺎﻥ ﺍﻟﺤﻖ ﻭﺍﻟﺪﻳﻦ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻳﻘﻮﻝ : ﻛﺎﻥ ﻃﻠﺒﺔ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻓﻰ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﺍﻷﻭﻝ ﻳﻔﻮﺿﻮﻥ ﺃﻣﺮﻫﻢ ﻓﻰ ﺍﻟﺘﻌﻠﻢ ﺇﻟﻰ ﺍﺳﺎﺗﺬﻫﻢ، ﻭﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﺼﻠﻮﻥ ﺇﻟﻰ ﻣﻘﺼﻮﺩﻫﻢ ﻭﻣﺮﺍﺩﻫﻢ، ﻭﺍﻵﻥ ﻳﺨﺘﺎﺭﻭﻥ ﺑﺄﻧﻔﺴﻬﻢ، ﻓﻼ ﻳﺤﺼﻞ ﻣﻘﺼﻮﺩﻫﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﺍﻟﻔﻘﻪ .
Syaikhul Imam Agung Ustadz Burhanul Haq Waddin ra. Berkata: "Para siswa dimasa dahulu dengan suka rela menyerahkan sepenuhnya urusan-urusan belajar kepada gurunya, ternyata mereka peroleh sukses apa yang di idamkan; tetapi sekarang pada menentukan pilihan sendiri, akhirnyapun gagal cita-citanya dan tidak bisa mendapatkan ilmu dan fihq."
ﻭﻛﺎﻥ ﻳﺤﻜﻰ ﺃﻥ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻛﺎﻥ ﺑﺪﺃ ﺑﻜﺘﺎﺑﺔ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ، ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺍﻟﺤﺴﻦ : ﺇﺫﻫﺐ ﻭﺗﻌﻠﻢ ﻋﻠﻢ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ، ﻟﻤﺎ ﺭﻭﻯ ﺃﻥ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺃﻟﻴﻖ ﺑﻄﺒﻌﻪ، ﻓﻄﻠﺐ ﻋﻠﻢ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻓﺼﺎﺭ ﻓﻴﻪ ﻣﻘﺪﻣﺎ ﻋﻠﻰ ﺟﻤﻴﻊ ﺃﺋﻤﺔ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ
Hikayat orang, bahwa Muhammad bin Ismail Al-Bukhariy pada mulanya adalah belajar shalat kepada Muhammad Ibnul Hasan. Lalu sang guru ini memerintahkan kepadanya : "Pergilah belajar ilmu hadist! "setelah mengetahui justru ilmu inilah yang lebih sesuai untuk Bukhariy. Akhirnya pun ia belajar hadist hingga menjadi imam hadist paling terkemuka.
1. Jangan Duduk Terlalu Dekat Dengan Guru
ﻭﻳﻨﺒﻐﻰ ﻟﻄﺎﻟﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﻻﻳﺠﻠﺲ ﻗﺮﻳﺒﺎ ﻣﻦ ﺍﻷﺳﺘﺎﺫ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺴﺒﻖ ﺑﻐﻴﺮ ﺿﺮﻭﺭﺓ، ﺑﻞ ﻳﻨﺒﻐﻰ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﻴﻨﻪ ﻭﺑﻴﻦ ﺍﻷﺳﺘﺎﺫ ﻗﺪﺭ ﺍﻟﻘﻮﺱ ﻓﺈﻧﻪ ﺃﻗﺮﺏ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺘﻌﻈﻴﻢ .
Diwaktu belajar, hendaklah jangan duduk terlalu mendekati gurunya, selain bila terpaksa. Duduklah sejauh antar busur panah. Karena dengan begitu, akan terlihat mengagungkan sang guru.
1. Menyingkiri Akhlak Tercela
ﻭﻳﻨﺒﻐﻰ ﻟﻄﺎﻟﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﻳﺤﺘﺮﺯ ﻋﻦ ﺍﻷﺧﻼﻕ ﺍﻟﺬﻣﻴﻤﺔ، ﻓﺈﻧﻬﺎ ﻛﻼﺏ ﻣﻌﻨﻮﻳﺔ، ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﻻ ﺗﺪﺧﻞ ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﺑﻴﺘﺎ ﻓﻴﻪ ﻛﻠﺐ ﺃﻭ ﺻﻮﺭﺓ . ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻳﺘﻌﻠﻢ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﺑﻮﺍﺳﻄﺔ ﻣﻠﻚ .
ﻭﺍﻷﺧﻼﻕ ﺍﻟﺬﻣﻴﻤﺔ ﺗﻌﺮﻑ ﻓﻰ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻷﺧﻼﻕ ﻭﻛﺘﺎﺑﻨﺎ ﻫﺬﺍ ﻻ ﻳﺤﺘﻤﻞ ﺑﻴﺎﻧﻬﺎ .
[ ﻭﻟﻴﺤﺘﺮﺯ ] ﺧﺼﻮﺻﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﺘﻜﺒﺮ ﻭﻣﻊ ﺍﻟﺘﻜﺒﺮ ﻻ ﻳﺤﺼﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ .
ﻗﻴﻞ : ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺣﺮﺏ [ ﻟﻠﻔﺘﻰ ] ﺍﻟﻤﺘﻌﺎﻟﻰ ﻛﺎﻟﺴﻴﻞ ﺣﺮﺏ ﻟﻠﻤﻜﺎﻥ ﺍﻟﻌﺎﻟﻰ
ﻗﻴﻞ : ﺑﺠـﺪ ﻻ ﺑﺠــﺪ ﻛــﻞ ﻣـﺠــﺪ ﻓﻬﻞ ﺟﺪ ﺑﻼ ﺟﺪ ﺑﻤﺠﺪﻯ
ﻓﻜﻢ ﻣﻦ ﻋﺒﺪ ﻳﻘﻮﻡ ﻣﻘﺎﻡ ﺣﺮ ﻭﻛﻢ ﺣﺮ ﻳﻘﻮﻡ ﻣﻘﺎﻡ ﻋﺒﺪ
Pelajar selalu memnjaga dirinya daripada akhlak-akhlak yang tercela. Karena akhlak buruk itu ibarat anjing. Rasulullah saw bersabda: "Malaikat tidak akan masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar atau anjing". Padahal orang belajar itu dengan perantara malaikat. Dan terutama yang disingkiri adalah sikap takabur dan sombong.
Syai'ir dikatakan:
ilmu itu musuh bagi penyombong diri
laksan air bah, musuh dataran tinggi
- Diraih keagungan dengan kesungguhan bukan semata dengan harta tumpukan
bisakah agung didapat? Dengan harta tanpa semangat?
Banyak sahaya, menduduki tingkat merdeka
Banyak orang merdeka, menduduki tingkat sahaya
No comments:
Post a Comment