Diceritakan bahwa Qois bin Harsah mengunjungi Rasulullah SAW, lalu Dia berkata:”Hai Rasul apakah engkau telah dapat mempertanggung jawabkan apa yang telah diberikan Allah padamu dan dapat mengatakan suatu kebenaran”.
Rasul:”Kamu akan melewati suatu masa dimana Allah akan memujimu yaitu dengan adanya penguasa yang tidak dapat mengatakan kebenaran”.
Qois:”Demi Allah, Aku akan bertanggung jawab”.
Kemudian Qois memaki Ziad dan anaknya atas perilaku mereka yang tidak sesuai dengan syari’at, berbuat dholim dan lain-lain. Sampailah kabar tersebut kepada Ziad, lalu Dia mendatangi Qois lalu berkata:”Kamu adalah orang yang mendustakan Allah dan RasulNya”.
Qois:”Itu tidak benar, jika Kamu mau Aku akan memberitahumu tentang siapakah orang yang mendustakan Allah dan RasulNya”.
Ziad:”Coba katakana padaku siapa Dia!”.
Qois:”Dia adalah orang yang meninggalkan apa yang diperintahkan Allah dalam kitab, hadist dan RasulNya”.
Ziad:”Lali siapakah Dia?”.
Qois:” Dia adalah Kamu, bapak Kamu dan orang-orang yang menjadikan kalian berdua sebagai pemimpin umat”.
Ziad:”Memangnya Kamu tidak pernah melakukan kesalahan!”.
Qois:”Memang iya”.
Ziad:”Pada suatu hari Kamu akan mengerti bahwa Kamu adalah seorang pendusta dan akan dating padamu sebuah azab”.
Qois:”Kamu tidak akan mampu mencelakaiku”.
Kemudian Qois membagi-bagikan harta dan mentasharufkannya, lalu Dia meninggal(mudah-mudahan Allahmengasihi dan mengampuni dosanya) maka benarlah Rasul(perkataanya). Disepakati bahwa Qois bersahabat dengan Ka’ab dan melakukan perjalanan hingga mencapai dua masa. Lalu Ka’ab berhenti, melihat jam dan berkata:”Lailaha illallah, darah orang-orang muslim akan tertumpah ditanah ini, padahal hal ini tidak mungkin terjadi ditempat lain”.
Qois marah dan berkata:”Apa yang ada dibenakmu hai Abu Ishaq, semua ini adalah perkara ghoib yang hanya Allah sajalah yang tahu”.
Ka’ab:”Tidak ada sejengkal tanahpun didunia ini yang tidak tertulis dalam kitab taurat yang diturunkan kepada Musa bin Imron mulai dari sekarang hingga kiamat”.
No comments:
Post a Comment