Dikisahkan ; terdaptlah seorang fakir datang kepada seoarang hakim di hari ‘asyura. Si fakir bilang ( A )” semoga allah memberikan derajat luhus sang hakim…!
Sungguh ! saya ini adalah seorang fakir, mempunyai tanggungan keluarga. Saya datang kepada anda mengharapkan belas kasihan bertepatan hari ‘asyura ini supaya anda sudi memberikan 10 takar gandum, 10 daging dan uang 2 dirham untuk memenuhi kebuthan makan anak- anakku hari ini.
Dan semoga allah memberikan balasan kebaikan tuan.
si hakim berjanji akan memberikan apa yang diminta si fakir tersebut pada waktu dhuhur nanti. Setelah tiba waktu dhuhur si fakir datang lagi kepada hakim, dan Ia berjanji akan memberikannya pada waktu ‘asyar.
Waktu ‘asyar tiba datang lagi, padahal anak-anaknya di rumah sudah lemah lunglai sebab menahan lapar, hakim masih menundanyaakan memberikan pada waktu maghrib.
Pada waktu maghrib si fakir datang lagi. Hakim berkarta “ saya tidak mempunyai sesuatupun yang dapat saya kasihkan kepadamu.’’
Mendengar jawaban si hakim, si fakirpun pulang kerumah dengan diselimuti rasa takut, berlinangkan air mata, takut bagaimana nanti akan menjawab kepada anak-anaknya.
Ia berlalu sambil menangis melewati seorang yahudi yang sedang duduk diadepan pintu rumah. Si nasranipun melihatnya lalu ia bertanya kepada si muslim.
Apa yang membuatmu menangis? Jangan bertanya tentang keadaanku ? ia menyahutnya lagi “ demi tuhan ceritakanlah apa yang terjadi padamu!
“ Kemudian si muslim bercerita pada waktu bersama sang hakim. “ menurut keparcayaan kaummu, ini hari apa? Si muslim menjawab : “ hari asyura, dijelaskannya apa keutamaan hari tersebut.
Tersentuhlah hati si nasrani lalu ia memberi gandum, daging, dan 20 dirham lebih dari sekedar apa yang si muslim minta kepada sang hakim. ( N ) berkata “ ambillah, setiap bulan aku akan memenuhi kebutuhanmu dan keluargamu sebagai penghormatanku terhadap bulan yang telah di muliakan oleh allah.
Si fakir membawa pergi semuanya itu kepada keluarganya dengan perasaan senag dan gembira. Sesampainya di rumah anak-anaknya nebyanbut denagn penuh rasa bahagia.
Setelah itu, secara spontan mereka mereka berdoa denguan suara yang keras “ ya allah, barang siapa telah memasukkan kegembiraan kepada kami , smoga allah berkenan memberi kebahagian kepadanya dengan segera.
Pada waktu si hakim tidur di suatu malam, ia mendengar suara “ angkatlah kepalamu…! Sang hakimpun mengangkatnya.
Tiba-tiba ia melihat 2 istana yang sangta megah, satu dibangun dari emas, dan satunya yang lain dibangun dari perak.kemudian si hakim bertanya “ wahai tuhanku, untuk siapakah 2 istana megah ini….? Dijawab “ tadinya 2 istana ini diperuntukkan bagimu, andai saja kamu mau menenuhi permintaan si fakir.
Maka setelah kamu menolaknya 2 istana tadi untuk seorang nasrani. Sang hakim lalu sadarkan diri dan mengumpat dengan kecewanya. Lalu ia pergi ke nasrani yang disebutkan tadi, ia bertanya “ kebaikan apa yang telah kau lakukan kemarin? “ si nasrani balik bertanya “ untuk apa kamu bertanya hal itu ?
Kemudian si hakim menceritakan apa yang telah terjadi, kemudian si hakim meminta kepada si nasrani supaya kebaikan terhadap si fakir yang telah dilakukan itu dijual kepadanya dengan seribu dirham.
Si nasrani menjawab “ aku tidak akan menjualnya , walaupun dengan emas seisi bumi ini.” Hanya saja aku bersaksi wahai sang hakim sungguh saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain allah dan saya bersaksi muhammad adlah utusan allah, lalu si nasrani tadi mati dengan husnul khatimah, smoga allah merahmatinya dan surga menjadi tempat tinggalnya.
No comments:
Post a Comment