Monday, April 18, 2016

BAG. 11 - WARO’ PADA MASA BELAJAR | TERJEMAH TA'LIMUL MUTA'ALLIM

Waro’

ﺭﻭﻯ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺣﺪﻳﺜﺎ ﻓﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺒﺎﺏ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ : ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺘﻮﺭﻉ ﻓﻰ ﺗﻌﻠﻤﻪ ﺍﺑﺘﻼﻩ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺑﺄﺣﺪ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﺷﻴﺎﺀ : ﺇﻣﺎ ﺃﻥ ﻳﻤﻴﺘﻪ ﻓﻰ ﺷﺒﺎﺑﻪ، ﺃﻭ ﻳﻮﻗﻌﻪ ﻓﻰ ﺍﻟﺮﺳﺎﺗﻴﻖ، ﺃﻭ ﻳﺒﺘﻠﻴﻪ ﺑﺨﺪﻣﺔ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ؛ ﻓﻜﻠﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻃﺎﻟﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺃﻭﺭﻉ ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻤﻪ ﺃﻧﻔﻊ، ﻭﺍﻟﺘﻌﻠﻢ ﻟﻪ ﺃﻳﺴﺮ ﻭﻓﻮﺍﺋﺪﻩ ﺃﻛﺜﺮ .

Dalam masalah waro’, sebagian ulama meriwayatkan hadist dari Rasulullah saw. : “Barang siapa tidak berbuat waro’ waktu belajarnya, maka Allah memberinya ujian dengan salah satu tiga perkara : dimatikan masih berusia muda, ditempatkan pada perkampungan orang-orang bodoh atau dijadikan pengabdi sang pejabat”. Jikalau mau membuat waro’ maka ilmunya lebih bermanfaat, belajarpun mudah dengan banyak-banyak berfaedah.

ﻭﻣﻦ ﺍﻟﻮﺭﻉ ‏[ ﺍﻟﻜﺎﻣﻞ ‏] ﺃﻥ ﻳﺘﺤﺮﺯ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﺒﻊ ﻭﻛﺜﺮﺓ ﺍﻟﻨﻮﻡ ﻭﻛﺜﺮﺓ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻓﻴﻤﺎ ﻻ ﻳﻨﻔﻊ

Termasuk berbuat waro’ adalah memelihara dirinya jangan sampai perutnya kenyang amat, terlalu banyak tidur dan banyak membicarakan hal yang tak bermanfaat.

ﻭﺃﻥ ﻳﺘﺤﺮﺯ ﻋﻦ ﺃﻛﻞ ﻃﻌﺎﻡ ﺍﻟﺴﻮﻕ ﺇﻥ ﺃﻣﻜﻦ، ﻷﻥ ﻃﻌﺎﻡ ﺍﻟﺴﻮﻕ ﺃﻗﺮﺏ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻨﺠﺎﺳﺔ ﻭﺍﻟﺨﺒﺎﺛﺔ، ﻭﺃﺑﻌﺪ ﻋﻦ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺃﻗﺮﺏ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻐﻔﻠﺔ، ﻭﻷﻥ ﺃﺑﺼﺎﺭ ﺍﻟﻔﻘﺮﺍﺀ ﺗﻘﻊ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻻ ﻳﻘﺪﺭﻭﻥ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺸﺮﺍﺀ ﻣﻨﻪ، ﻓﻴﺘﺄﺫﻭﻥ ﺑﺬﻟﻚ ﻓﺘﺬﻫﺐ ﺑﺮﻛﺘﻪ.

Dan menyingkiri makanan masak di pasar jika mungkin karena makanan ini lebih mudah terkena najis dan kotor, jauh dari dzikrillah, bahkan membuat lengah dari Allah, juga orang-orang fakir mengetahui sedang tidak mampu membelinya yang akhirnya berduka lara, sehingga berkahnyapun menjadi hilang karena hal-hal tersebut.

ﻭﺣﻜﻲ ﺃﻥ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﺠﻠﻴﻞ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﻛﺎﻥ ﻓﻰ ﺣﺎﻝ ﺗﻌﻠﻤﻪ ﻻﻳﺄﻛﻞ ﻣﻦ ﻃﻌﺎﻡ ﺍﻟﺴﻮﻕ، ﻭﻛﺎﻥ ﺃﺑﻮﻩ ﻳﺴﻜﻦ ﻓﻰ ﺍﻟﺮﺳﺎﺗﻴﻖ ﻭﻳﻬﻴﺊ ﻃﻌﺎﻣﻪ ﻭﻳﺪﺧﻞ ﺃﻟﻴﻪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ، ﻓﺮﺃﻯ ﻓﻰ ﺑﻴﺖ ﺍﺑﻨﻪ ﺧﺒﺰ ﺍﻟﺴﻮﻕ ﻳﻮﻣﺎ ﻓﻠﻢ ﻳﻜﻠﻤﻪ ﺳﺎﺧﻄﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﺑﻨﻪ ﻓﺎﻋﺘﺬﺭ ﺍﺑﻨﻪ، ﻓﻘﺎﻝ : ﻣﺎ ﺍﺷﺘﺮﻳﺖ ﺃﻧﺎ ﻭﻟﻢ ﺃﺭﺽ ﺑﻪ ﻭﻟﻜﻦ ﺃﺣﻀﺮﻩ ﺷﺮﻳﻜﻰ، ﻓﻘﺎﻝ ﺃﺑﻮﻩ : ﻟﻮ ﻛﻨﺖ ﺗﺤﺘﺎﻁ ﻭﺗﺘﻮﺭﻉ ﻋﻦ ﻣﺜﻠﻪ ﻟﻢ ﻳﺠﺮﺅ ﺷﺮﻳﻜﻚ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ . ﻭﻫﻜﺬﺍ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﺘﻮﺭﻋﻮﻥ ﻓﻠﺬﻟﻚ ﻭﻓﻘﻮﺍ ﻟﻠﻌﻠﻢ ﻭﺍﻟﻨﺸﺮ ﺣﺘﻰ ﺑﻘﻰ ﺍﺳﻤﻬﻢ ﺇﻟﻰ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ .

Suatu hikayat, syaikhul Jalil Muhammad Ibnul Fadl di waktu masa belajarnya, adalah tidak pernah makan makanan pasar. Ayahnya sendiri seorang dusun yang selalu mengiriminya setiap hari jum’at. Pada suatu hari, sang ayah mengetahui ada roti pasar di kamar muhammad. Iapun marah, dan tidak mau berbicara dengan sang putra. Muhammad matur dan katanya : saya tidak membeli roti itu dan memang tidak mau memakannya, tetapi itu pemberian temanku, ayah. Jawabnya : bila kau berhati-hati dan waro’ niscaya temanmu takkan sembarangan memberikan roti seperti itu. Demikianlah pelajar-pelajar zaman dulu berbuat waro’ dan ternyata banyak-banyak bisa memperoleh ilmu dan mengajarkannya, hingga keharuman nama mereka tetap abadi sampai kiamat.

ﻭﻭﺻﻰ ﻓﻘﻴﻪ ﻣﻦ ﺯﻫﺎﺩ ﺍﻟﻔﻘﻬﺎﺀ ﻃﺎﻟﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﻳﺘﺤﺮﺯ ﻋﻦ ﺍﻟﻐﻴﺒﺔ ﻭﻋﻦ ﻣﺠﺎﻟﺴﺔ ﺍﻟﻤﻜﺜﺎﺭ، ﻭﻗﺎﻝ : ﻣﻦ ﻳﻜﺜﺮ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻳﺴﺮﻕ ﻋﻤﺮﻙ ﻭﻳﻀﻴﻊ ﺃﻭﻗﺎﺗﻚ .

Ada seorang zuhud ahli fiqh berwasiat kepada seorang murid: Jagalah dirimu dari ghibah dan bergaul dan bergaul dengan orang yang banyak bicaranya. Lalu katanya lagi : orang yang banyak bicara itu mencuri umurmu dan membuang sia-sia waktumu.”

ﻭﻣﻦ ﺍﻟﻮﺭﻉ ﺃﻥ ﻳﺠﺘﻨﺐ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻔﺴﺎﺩ ﻭﺍﻟﻤﻌﺎﺻﻰ ﻭﺍﻟﺘﻌﻄﻴﻞ، ‏[ ﻭﻳﺠﺎﻭﺭ ﺍﻟﺼﻠﺤﺎﺀ ‏] ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻤﺠﺎﻭﺭﺓ ﻣﺆﺛﺮﺓ، ﻭﺃﻥ ﻳﺠﻠﺲ ﻣﺴﺘﻘﺒﻞ ﺍﻟﻘﺒﻠﺔ ﻭﻳﻜﻮﻥ ﻣﺴﺘﻨﺎ ﺑﺴﻨﺔ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ، ﻭﻳﻐﺘﻨﻢ ﺩﻋﻮﺓ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺨﻴﺮ، ﻭﻳﺘﺤﺮﺯ ﻋﻦ ﺩﻋﻮﺓ ﺍﻟﻤﻈﻠﻮﻣﻴﻦ .

Termasuk waro lagi hendaknya menyingkiri kaum perusak, maksiat dan penganggur, sebab perkumpulan itu membawa pengaruh. Menghadap kiblat waktu belajar, bercerminkan diri dengan sunah Nabi, mohon dido’akan oleh para ulama ahli kebajikan dan jngan sampai terkena do’a tidak baiknya orang teraniaya kesemuanya itu termasuk waro’.

Menghadap Qiblat

ﻭﺣﻜﻲ ﺃﻥ ﺭﺟﻠﻴﻦ ﺧﺮﺟﺎ ﻓﻰ ﻃﻠﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻟﻠﻐﺮﺑﺔ ﻭﻛﺎﻧﺎ ﺷﺮﻳﻜﻴﻦ ﻓﺮﺟﻌﺎ ﺑﻌﺪ ﺳﻨﻴﻦ ﺇﻟﻰ ﺑﻠﺪﻫﻤﺎ ﻭﻗﺪ ﻓﻘﻪ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﻭﻟﻢ ﻳﻔﻘﻪ ﺍﻵﺧﺮ، ﻓﺘﺄﻣﻞ ﻓﻘﻬﺎﺀ ﺍﻟﺒﻼﺩ ﻭﺳﺌﻠﻮﺍ ﻋﻦ ﺣﺎﻟﻬﻤﺎ ﻭﺗﻜﺮﺍﺭﻫﻤﺎ ﻭﺟﻠﻮﺳﻬﻤﺎ ﻓﺄﺧﺒﺮﻭﺍ ﺃﻥ ﺟﻠﻮﺱ ﺍﻟﺬﻯ ﺗﻔﻘﻪ ﻓﻰ ﺣﺎﻝ ﺍﻟﺘﻜﺮﺍﺭ ﻛﺎﻥ ﻣﺴﺘﻘﺒﻞ ﺍﻟﻘﺒﻠﺔ ﻭﺍﻟﻤﺼﺮﺍﻟﺬﻯ ‏[ ﺣﺼﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻓﻴﻪ ‏] ﻭﺍﻵﺧﺮ ﻛﺎﻥ ﻣﺴﺘﺪﺑﺮﺍ ﺍﻟﻘﺒﻠﺔ ﻭﻭﺟﻬﻪ ﺇﻟﻰ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻤﺼﺮ . ﻓﺎﺗﻔﻖ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﻭﺍﻟﻔﻘﻬﺎﺀ ﺃﻥ ﺍﻟﻔﻘﻴﻪ ﻓﻘﻪ ﺑﺒﺮﻛﺔ ﺍﺳﺘﻘﺒﺎﻝ ﺍﻟﻘﺒﻠﺔ ﺇﺫ ﻫﻮ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻓﻰ ﺍﻟﺠﻠﻮﺱ ﺇﻻ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻀﺮﻭﺭﺓ، ﻭﺑﺒﺮﻛﺔ ﺩﻋﺎﺀ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻤﺼﺮ ﻻ ﻳﺨﻠﻮ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ ﻭﺃﻫﻞ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻭﺍﻟﺰﻫﺪ، ﻓﺎﻟﻈﺎﻫﺮ ﺃﻥ ﻋﺎﺑﺪﺍ ﺩﻋﺎ ﻟﻪ ﻓﻰ ﺍﻟﻠﻴﻞ .

Suatu hikayat.

Ada dua orang pergi merantau untuk mencari ilmu. Merekapun belajar bersama-sama. Setelah berjalan bertahun-tahun, mereka kembali pulang. Ternyata satu alim, sedang satunya lagi tidak. Kemudian pernyataan ini menarik perhatian para ulama’ ahli fiqh daerah tersebut, lalu mereka bertanya kepada dua orang tadi, mengenai perbuatannya waktu sedang mengulang sendiri pelajarannya dan duduknya di waktu belajar. Atas hasil pertanyaan itu, mereka mengetahui bahwa orang alim tadi setiap mengulang pelajarannya selalu menghadap qiblat dan kota di mana ia mendapat ilmu. Tapi yang tidak alim, justru membelakanginya. Dengan demikian ahli fiqh dan para ulama sepakat bahwa orang yang menjadi alim tadi adalah atas berkahnya menghadap qiblat sebab itu dihukumi sunah, kecuali bila terpaksa. Dan berkah orang-orang muslimin disana, sebab kota tersebut tidak pernah kesepian dari orang-orang ibadah dan berbuat kebajikan. Yang jelas, untuk setiap malam pasti ada walaupun satu orang ahli ibadah yang mendo’akan kepadanya.

Perbuatan Adab Dan Sunnah

ﻓﻴﻨﺒﻐﻰ ﻟﻄﺎﻟﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﻟﺆﺍ ﻳﺘﻬﺎﻭﻥ ﺑﺎﻵﺩﺍﺏ ﻭﺍﻟﺴﻨﻦ، ﻭﻣﻦ ﺗﻬﺎﻭﻥ ﺑﺎﻷﺩﺏ ﺣﺮﻡ ﺍﻟﺴﻨﻦ، ﻭﻣﻦ ﺗﻬﺎﻭﻥ ﺑﺎﻟﺴﻨﻦ ﺣﺮﻡ ﺍﻟﻔﺮﺍﺋﺾ، ﻭﻣﻦ ﺗﻬﺎﻭﻥ ﺑﺎﻟﻔﺮﺍﺋﺾ ﺣﺮﻡ ﺍﻵﺧﺮﺓ . ﻭﺑﻌﻀﻬﻢ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﺑﻬﺬﺍ ﺣﺪﻳﺜﺎ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ

Pelajar hendaknya tidak mengabaikan perbuatan- perbuatan yang berstatus adab kesopanan, dan amal-amal kesunahan. Sebab siapa yang mengabaikan adab menjadi tertutup dari yang sunah, yang mengabaikan sunah tertutup dari fardlu, dan berarti tertutup dari kebahagiaan akhirat. Sebagian ulama’ berkata: “Seperti hadist dari Rasulullah saw.”

ﻭﻳﻨﺒﻐﻰ ﺃﻥ ﻳﻜﺜﺮ ﺍﻟﺼﻼﺓ، ﻭﻳﺼﻠﻰ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﺨﺎﺷﻌﻴﻦ، ﻓﺈﻥ ﺫﻟﻚ ﻋﻮﻥ ﻟﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﺤﺼﻴﻞ ﻭﺍﻟﺘﻌﻠﻢ .
ﻭﺃﻧﺸﺪﺕ ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺠﻠﻴﻞ ﺍﻟﺰﺍﻫﺪ ﺍﻟﺤﺠﺎﺝ ﻧﺠﻢ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﻨﺴﻔﻰ ﺷﻌﺮﺍ :
ﻛـــــــــــﻦ ﻟﻸﻭﺍﻣﺮ ﻭﺍﻟﻨﻮﺍﻫﻰ ﺣﺎﻓﻈﺎ ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻣﻮﺍﻇﺒﺎ ﻭﻣﺤﺎﻓﻈﺎ
ﻭﺍﻃﻠﺐ ﻋﻠﻮﻡ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﻭﺍﺟﻬﺪ ﻭﺍﺳﺘﻌﻦ ﺑﺎﻟﻄﻴﺒﺎﺕ ﺗﺼﺮ ﻓﻘﻴﻬﺎ ﺣﺎﻓــــــﻆﺍ
ﻭﺍﺳﺌﻞ ﺇﻟﻬﻚ ﺣﻔـــــــﻆ ﺣﻔﻈﻚ ﺭﺍﻏﺒﺎ ﻣــــــــﻦ ﻓﻀﻠﻪ ﻓﺎﻟﻠﻪ ﺧﻴﺮ ﺣﺎﻓﻆ
ﻛــــــــــﻦ ﻟﻸﻭﺍﻣﺮ ﻭﺍﻟﻨﻮﺍﻫﻰ ﺣﺎﻓـﻈﺎ ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻣﻮﺍﻇﺒﺎ ﻭﻣﺤﺎﻓﻈﺎ
ﻭﺍﻃﻠﺐ ﻋﻠﻮﻡ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﻭﺍﺟﻬﺪ ﻭﺍﺳﺘﻌﻦ ﺑﺎﻟﻄﻴﺒﺎﺕ ﺗﺼﺮ ﻓﻘﻴﻬﺎ ﺣﺎﻓــــــﻆﺍ
ﻭﺍﺳﺌﻞ ﺇﻟﻬﻚ ﺣﻔـــــــﻆ ﺣﻔﻈﻚ ﺭﺍﻏﺒﺎ ﻣــــــــﻦ ﻓﻀﻠﻪ ﻓﺎﻟﻠﻪ ﺧﻴﺮ ﺣﺎﻓﻈﺎ

Hendaknya pula banyak-banyak melakukan shalat dengan khusu’ sebab dengan begitu akan lebih memudahkan mencapai kesuksesan belajar. Syi’ir gubahan Syaikhul Jalil Al-Hajjaj Najmuddin Umar bin Muhammad An-Nasafi dibawakan untukku:

Jadilah engkau, pengamal perintah penjaga larangan
Jagalah selalu, ibadah shalat terus-terusan
Pelajarilah ilmu Syari’ah sesungguh hati
Pohonlah inayah dengan yang suci
Kau kan menjadi ahli agama yang mengayomi
Mohonlah agar kuat hapalan pada ilahi
Demi cintamu fi fadlihi
Dialah Allah, sebagus-bagus yang melindungi

ﻭﻗﺎﻝ ﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ :

ﺃﻃﻴﻌﻮﺍ ﻭﺟﺪﻭﺍ ﻭﻻ ﺗﻜﺴﻠﻮﺍ ﻭﺃﻧﺘﻢ ﺇﻟــﻰ ﺭﺑﻜﻢ ﺗﺮﺟﻌﻮﻥ
ﻭﻻ ﺗﻬﺠﻌﻮﺍ ﻓﺨﻴﺎﺭ ﺍﻟﻮﺭﻯ ﻗﻠﻴﻼ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﻣﺎ ﻳﻬﺠﻌﻮﻥ

Umar An-nasafi berkata :

Taatlah engkau, sesungguh hati jangan malas diri
engkau semua, ke sisi Tuhan kan kembali
Orang yang bagus, yang pendek tidur di malam hari
Karena itu, berbuat tidur agar di singkiri

ﻭﻳﻨﺒﻐﻰ ﺃﻥ ﻳﺴﺘﺼﺤﺐ ﺩﻓﺘﺮﺍ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺣﺎﻝ ﻟﻴﻄﺎﻟﻌﻪ . ﻭﻗﻴﻞ : ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺍﻟﺪﻓﺘﺮ ﻓﻰ ﻛﻤﻪ ﻟﻢ ﺗﺜﺒﺖ ﺍﻟﺤﻜﻤﺔ ﻓﻰ ﻗﻠﺒﻪ . ﻭﻳﻨﺒﻐﻰ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻰ ﺍﻟﺪﻓﺘﺮ ﺑﻴﺎﺽ ﻭﻳﺴﺘﺼﺤﺐ ﺍﻟﻤﺤﺒﺮﺓ ﻟﻴﻜﺘﺐ ﻣﺎ ﻳﺴﻤﻊ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ . ﻭﻗﺪ ﺫﻛﺮﻧﺎ ﺣﺪﻳﺚ ﻫﻼﻝ ﺑﻦ ﻳﺴﺎﺭ .

Pelajar hendaknya selalu membawa buku untuk dipelajari. Ada dikatakan : “Barangsiapa tak ada buku di sakunya, maka tak ada hikmah di hatinya.” Lalu buku itu hendaknya berwarna putih. Juga hendaknya membawa botol dawat, agar bisa mencatat segala pengetahuan yang di dengar. Sebagaimana di atas telah kami kemukakan Hadist riwayat Hilal bin Yasar.

No comments:

Post a Comment