Friday, February 26, 2021

Kisah Utbatul Ghulam : Taubatnya Ahli Maksiat

Dikisahkan pada suatu hari terdapat seorang yang fasik lagi suka berbuat maksiat dan meminum khamr, yang bernama Utbatul Ghulam. Suatu ketika hati pemuda tersebut digerakkan hatinya ingin menuju ke majlis seorang tokoh yang terkenal pada masa itu, Imam Hasan al Bashri.

Sesampainya di majlis tersebut, Imam al Bashri sedang menjelaskan ayat 16 dari surat al Hadid : “Apakah belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka)….”.

Semua orang yang hadir menangis karena mendengar Imam al Bashri menjelaskan secara detail tafsir dari ayat tersebut. Termasuk Utbatul Ghulam, sang ahli maksiat.

Kemudian pemuda tersebut berdiri dan mengajukan pertanyaan kepada Imam al Bashri :

“Wahai Imam, Apakah Allah akan menerima taubatnya orang yang ahli maksiat sepertiku?”

“Iya, Allah akan menerima taubat meskipun dari orang yang fasik dan ahli maksiat.” jawab Imam al Bashri.
Ketika mendengar jawab dari Imam al Bashri, wajahnya menjadi pucat, tubuhnya gemetar, ia berteriak keras dan langsung pingsan.

Tatkala Utbatul Ghulam sadar dari pingsannya, lalu Imam al Bashri mendekat seraya berkata : “Wahai seorang pemuda yang bermaksiat kepada Allah yang memiliki ‘Arsy, Apakah engkau mengerti balasan bagi orang yang bermaksiat? Nerakalah balasan bagi mereka, yang mana di dalamnya api yang menyala – nyala.”

Mendengar jawaban tersebut Utbatul Ghulampun berteriak dan pingsan untuk kedua kalinya. Ketika sadar, ia bertanya kepada Imam al Bashri : “Wahai Imam, Apakah Allah Yang Maha Pengasih akan menerima taubat orang sepertiku ?”

“Tiada dzat yang menerima taubat seorang pendosa kesalahan kecuali Allah Yang Maha Memaafkan”, jawab Imam al Bashri.

Kemudian Utbatul Ghulam pun berdo’a kepada Allah dengan tiga permohonan :

١)  إِلَـٰهِيْ إِنْ كُنْتَ قَبِلْتَ تَوْبَتِيْ وَغَفَرْتَ ذُنُوْبِيْ ، فَأَكْرِمْنِيْ بِالْفَهْمِ وَالحِفْظِ حَتَّىٰ أَحْفَظَ كُلَّ مَا سَمِعْتُ مِنَ العِلْمِ وَالقُرْءَانِ

1) “Ya Allah, bila Engkau terima taubatku dan Engkau ampuni dosaku maka berilah aku kemuliaan dengan mudah faham dan mudah hafal, sehingga aku dapat menghafal semua yang aku dengar dari ilmu pengetahuan dan Al-Qur’an”.

٢)  إِلَهِيْ أَكْرِمْنِيْ بِحُسْنِ الصَّوْتِ ، حَتَّى إنَّ كُلَّ مَنْ سَمِعَ قِرَآءَتِيْ يَزْدَادُ رِقَّةً فِيْ قَلْبِهِ إِنْ كَانَ قَاسِيَ القَلْبِ

2) “Ya Allah berilah aku kemuliaan dengan suara yang merdu, sehingga sesiapa saja yang mendengar bacaanku, hatinya akan menjadi lembut meskipun ia seorang yang keras hati”.

٣ )  إِلَهِيْ أَكْرِمْنِيْ بِالرِّزْقِ الحَلاَلِ وَارْزُقْنِيْ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ

3) “Ya Allah memuliakanku dengan rezeki yang halal dan semoga engkau memberikanku rezeki dari arah yang tak diduga-duga “.

Maka Allah pun mengabulkan semua do’a pemuda tersebut, sehingga bertambahlah kefahaman serta hafalannya. Dan hanya itu, tatkala ia membacakan Al Qur’an maka setiap orang yang mendengarkan bacaannya akan taubat.

Demikianlah potret seorang hamba berlumur dosa yang telah mengakui kesalahannya dan benar – benar kembali ke jalan Allah, karena Allah tidak pernah menyia-nyiakan pahala sekecil apapun dari hambanya.


No comments:

Post a Comment