Tuesday, February 13, 2018

Kisah-kisah penuh hikmah (6)

Tentang memuliakan tamu

Keajaiban : sebagian orang soleh berkata: paham adat kami tidak ada menengok wanita lanta aku mendengar wanita soleh yang berada di sana yang terkenal kemulia’annya lantas aku ingin sekali untuk pergi menengoknya untuk melihat kemulia’annya dia mempunyai kambing yang di peras susunya dan madu ketika aku sampai di desa di mana dia tinggal aku membeli gelas , lantas aku mendatanginya aku bersalam kepadanya lalu aku berkata kepadanya : aku ingin melihat kemulia’an pada kambingmu ,

Dan wanita itu menjawab dengan senang hati dan sampailah aku pada kambing itu lalu aku memeras susudan madunya serta meminumnya setelah aku melihat hal itu akumerasa kagum dan menanyakan kepada wanita itu , dan wanita itu menjawab : aku hanya memiliki seekor kambing yang diperas susunya untuk anak dan aku tidak memiliki apa apa . lantas tibalahhari raya dan dia berkata (ba’du solikhin ) / (marah )suamiku hendak menyembelih kambing ini di hari ray lalu akuberkata kpadanya jangan kamu lakukan

Jawaban yang baik

Al Mu’tashim pergi untuk mengunjungi Khoqqon, sementara Fath bin Khoqqon adalah anak kecil yang berada di sampingnya. Khalifah Al Mu’tashim beratanya kepada Fth bin Khoqqon, “ manakah yang lebih baik ? Rumah Amirul Mukminin atau rumah ayahmu ?”

Fath bin Khoqqon menjawab,” Rumah ayahku selama di dalamnya lebih baik dari pada rumah Amirul Mukminin”. “ Kemudian Al Mu’tashim memperlihatkan sebuah kismis di tangannya dan bertanya,” Hai Fath, apakah kamu melihat sesuatu yang lebih baik dari pada kismis ini ? Fath bin Khoqqon menjawab,” Ya, yaitu tangan yang di dalamnya terdapat kismis”.

Faedah “ Perbedaan antara Buhtari dan Bukhtary”

Buhtary dengan ha’ tidak bertitik adalah penyair terkenal. Bukhtary dengan kho’ bertitik adalah Qodhi Madinah Rasul Daw. Dan walikota Baghdad sesudah Abi Yusuf, sahabat Imam Abu Hanifah. Beliau meninggal pada tahun 180 pada masa kekhalifiahan Al Makmun

Mencari kebaikan dengan Isyaroh

( Nuktatun ) Diriwayatkan bahwa Ibnu “Unain dam Ibnu Malik Al Mudahoffar, penguasa kota Damsyiq bersahabat. Ibnu ‘Unain demam keudian dia menulis surat kepada Ibnu Malik Mudhoffar :

Dia selalu melihatku dengan pemandangan sebagaimana pandangan raja yang suka berdermawan dan mendapatkan tanpa harus mengambil balas.

Aku seperti orang yang aku membutuhkan apa yang dibutuhkan orang itu. Jadi aku akan menjarah pahala dan pujian yang sempurna.
Kemudian Ibnu Malik datang sendiri dengan membawa uang 300 dinar dan berkata kepada Ibnu ‘Unain, “Ini adalah shilah dan aku ‘a-idnya”.

Ini adalah pendapat cerdas dan pemahaman Ibnu Malik sekiranya dipahami bahwa alladzi adalah isim mausul yang membtuhkan shilah dan ‘a-id. Dia menyerupakan dirinya dengan hal tersebut, jadi shilah adalah sesuatu yang menghubungkan Ibnu ‘Unain dan Ibu Malik, dan ‘a-id kembali pada isim mausul dengan perantara shilah dengan berulang kali atau dengan perantara kunjungan kepada orang sakit. Wallohua’lam

Ø Nuktatun

“ Sebab sebab Kecocokan ”

Malik bin Dinar berkata,” 2 orang tidak bisa cocok dalam pergaulan kecuali terhadap sifat sejenis diantara keduanya. 2 jenis burung juga tidak bisa cocok kecuali seperti itu. Suatu hari Malik bin Dinar melihat merpati dan gagak. Dia heran akan kecocokan mereka dengan perbedaan sejenisnya. Ketika berjalan ternyata merka pincang, malik bin Dinar berkata, “ Inilah sumber kecocokan mereka karena semua manusia tidak suka, kecuali pada yang serupa dan semua burung tidak suka kecuali pada yang sejenis. Jika tidak sejenis maka pasti berpisah, seperti perkataan penyair.

- Ada orang bertanya, “ Bagaimana kalian berdua berpisah ? maka aku mengucapkan perkataan yang mengandung keadilan.

- Dia bukan dari golonganku maka aku meninggalkannya. Manusia itu bermacam-macam.

No comments:

Post a Comment