Monday, June 12, 2017

Tembang 'Tombo Ati' Diracik dari Syekh Ibrahim Al-Khawas

​Islam, begitu lekat dengan Nusantara. Sekarang saja, Indonesia menjadi negara terbesar penduduk beragama Muslim. Namun hebatnya, hal itu tidak membuat Indonesia lantas mengubah citranya menjadi "kearab-araban".

Memang, Islam dibawa Rasulullah Muhammad salallahu 'alaihi wasallam yang berkebangsaan Arab. Namun, Islam di Nusantara bisa menyatu dengan santun dengan budaya lokal yang tak bertentangan dengan Islam.

Hal ini tentu tak lepas dari peran seorang dai sejati. Adalah Wali Songo yang merupakan cikal bakal kebesaran islam di Nusantara. Mereka paham betul dengan firman Alah dalam Surah An-Nahl ayat 125:

ﺍُﺩْﻉُ ﺍِﻟَﻰ ﺳَﺒِﻴْﻞِ ﺭَﺑِّﻚَ ﺑِﺎﻟْﺤِﻜْﻤَﺔِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻮْﻋِﻈَﺔِ ﺍﻟْﺤَﺴَﻨَﺔِ ...

Artinya: "Dan serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan Hikmah (kebijaksanaan) dan nasehat yang baik"

Oleh karena itu, mereka tidak semena-mena dalam berdakwah. Salahsatu bukti dari kebijaksanaan mereka tercermin apik lewat sejarah tembang "Tombo Ati" gubahan Sunan Bonang.

Ya, sudah menjadi tradisi Nusantara, khususnya orang jawa. Adalah menyusupkan pelajaran-pelajaran tentang peri kehidupan lewat lagu. Hal itu bukan tanpa sebab, melainkan telah terbukti bahwa cara tersebut lebih mudah dipaham dan dihafal oleh masyarakat nusantara.

Sehingga, merasuknya nasihat akan lebih cepat ke dalam hati dan keberhasilan dakwah pun berpeluang besar. Inilah kutipan teks tembang "Tombo Ati" oleh Sunan Bonang:

“Tombo ati iku limo perkarane

kaping pisan moco Qur’an lan maknane

kaping pindo shalat wengi lakonono

kaping telu wong kang sholeh kumpulono

kaping papat kudu weteng ingkang luwe

kaping limo dzikir wengi ingkang suwe

salah sawijine sopo biso ngelakoni

mugi-mugi Gusti Allah njembatani”

Ternyata, tembang tersebut dibuat bukan asal mengarang, melainkan senada dengan perkataan Syekh Ibrahim Al-Khawash radhiyallahu 'anhu yang termaktub jelas dalam kitab At Tibyan fi Adabi Hamalatil Quran karya Syaikh Abi Zakariya Yahya bin Syarafuddin An Nawawi As Syafi'i. Dalam kitab tersebut dijelaskan:

ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﺍﻟﺠﻠﻴﻞ ﺫﻭ ﺍﻟﻤﻮﺍﻫﺐ ﻭﺍﻟﻤﻌﺎﺭﻑ , ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺍﻟﺨﻮﺍﺹ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﻪ : ﺩﻭﺍﺀ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﺧﻤﺴﺔ : ﻗﺮﺃﺓ ﺍﻟﻘﺮﺃﻥ ﺑﺎﻟﺘﺪﺑﺮ , ﻭﺧﻼﺀ ﺍﻟﺒﻄﻦ , ﻭﻗﻴﺎﻡ ﺍﻟﻠﻴﻞ , ﻭﺍﻟﺘﻀﺮﻉ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺴﺤﺮ , ﻭﻣﺠﺎﻟﺴﺔ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ .

Artinya: Telah berkata tuan mulia yang memiliki beberapa karunia dan ilmu kemakrifatan, Ibrahim Al Khawash Radiyallahu ta'ala 'anhu: 'Obat hati itu ada lima: mambaca Quran dengan bertadabbur (memikir-mikir) makananya, mengosongkan perut (puasa), menegakkan malam (dengan beribadah), berdzikir khusuk di waktu sahur, dan bergaul dengan orang-orang sholih.'

Demikianlah Islam Nusantara, Islam yang santun. Sudah tidak saatnya lagi untuk memperdebatkan: mana dalilnya? Apakah Rasul juga melakukannya? Dan lain sebagainya. Yang perlu disadari dan digarisbawahi adalah bahwa Islam di Nusantara telah dibawa oleh orang-orang pilihan Allah. Para kekasih Allah, waliyullah. Para Wali Songo. Yang tentu, tidak diragukan lagi tingkat kealiman dan keihlasannya dalam berdakwah.

Kalaupun toh kita merasa belum menemukan dalilnya, berhusnudzanlah, itu berarti memang ilmu kita yang memang sedikit sekali. Percayalah! (Ulin Nuha Karim/Abdullah Alawi)

NU Online

No comments:

Post a Comment